Seorang wanita mengalami kehilangan minat dengan seks – sementara
pasangan prianya masih berminat. Si pria yang tidak mengerti mengapa hal
ini muncul, mulai berpikir bahwa semua ini merupakan kesalahannya. Dia
merasa bahwa dirinya tidak berguna karena tidak mengerti tentang
pasangan wanitanya. Dia tidak pernah lagi memuji atau mencium istrinya.
Akhirnya, semua hal ini menyebabkan si wanita menjadi tersinggung. Dan
dalam waktu yang singkat, hubungan yang awalnya terlihat sempurna mulai
menjadi kacau.
Gangguan gairah seksual hipoaktif (Hypoactive Sexual Desire Disorder, HSDD) merupakan kelainan yang sering ditemukan. Harry Croft, MD, seorang ahli jiwa dan terapi seks, menyebutkan bahwa penyebab penyakit yang diderita oleh satu diantara lima orang wanita
di Amerika tersebut, masih belum jelas hingga saat ini. Namun terkadang, rendahnya kadar hormon testosteron telah dikaitkan dengan munculnya penyakit ini. \"Hilangnya gairah seksual bahkan mungkin terjadi dalam sebuah perkawinan yang sempurna, dan biasanya muncul setelah kelahiran anak yang pertama,\" kata Croft.
Pada pertemuan American Psychiatric Association tahun ini, Croft mempresentasikan hasil penelitian tahap awal wellbutrin, sejenis antidepresan, yang telah memperlihatkan hasil yang sangat menjanjikan. \"Wellbutrin bekerja secara tidak langsung pada reseptor dopamin, suatu zat kimia yang berguna untuk menimbulkan perasaan senang di otak,\" jelas Croft.
Penelitian tersebut dimulai dengan melibatkan 66 orang wanita yang berusia antara 23 - 65 tahun (dengan usia rata-rata 41 tahun) dan sebagian besar dari mereka belum mengalami menopause. Mereka ini diketahui mengalami gangguan gairah seksual dan kesulitan untuk mencapai orgasme. Wanita-wanita dengan kadar testosteron yang rendah
atau menderita depresi tidak disertakan dalam penelitian tersebut.
Selama 4 minggu pertama, seluruh peserta diberikan pil-pil plasebo yang tidak aktif. Lima belas orang peserta akhirnya mengundurkan diri dan ke 51 peserta yang tersisa diberikan Wellbutrin selama 8 minggu. Setelah penelitian selama 12 minggu, para peneliti akhirnya menemukan bahwa sebanyak 29% peserta mengalami peningkatan minat
terhadap seks lebih dari dua kali lipat. Frekuensi hubungan seks mereka juga meningkat hampir dua kali lipat. Para peserta yang menunjukkan respon terhadap obat ini juga mengalami peningkatan fantasi seksual lebih dari dua kali lipat. Sebanyak 39% peserta
dilaporkan merasa puas dengan tingkat gairah seksual mereka.
Namun, masih terdapat berbagai kontroversi mengenai hasil penelitian tersebut. Berbagai penelitian yang lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.
Gangguan gairah seksual hipoaktif (Hypoactive Sexual Desire Disorder, HSDD) merupakan kelainan yang sering ditemukan. Harry Croft, MD, seorang ahli jiwa dan terapi seks, menyebutkan bahwa penyebab penyakit yang diderita oleh satu diantara lima orang wanita
di Amerika tersebut, masih belum jelas hingga saat ini. Namun terkadang, rendahnya kadar hormon testosteron telah dikaitkan dengan munculnya penyakit ini. \"Hilangnya gairah seksual bahkan mungkin terjadi dalam sebuah perkawinan yang sempurna, dan biasanya muncul setelah kelahiran anak yang pertama,\" kata Croft.
Pada pertemuan American Psychiatric Association tahun ini, Croft mempresentasikan hasil penelitian tahap awal wellbutrin, sejenis antidepresan, yang telah memperlihatkan hasil yang sangat menjanjikan. \"Wellbutrin bekerja secara tidak langsung pada reseptor dopamin, suatu zat kimia yang berguna untuk menimbulkan perasaan senang di otak,\" jelas Croft.
Penelitian tersebut dimulai dengan melibatkan 66 orang wanita yang berusia antara 23 - 65 tahun (dengan usia rata-rata 41 tahun) dan sebagian besar dari mereka belum mengalami menopause. Mereka ini diketahui mengalami gangguan gairah seksual dan kesulitan untuk mencapai orgasme. Wanita-wanita dengan kadar testosteron yang rendah
atau menderita depresi tidak disertakan dalam penelitian tersebut.
Selama 4 minggu pertama, seluruh peserta diberikan pil-pil plasebo yang tidak aktif. Lima belas orang peserta akhirnya mengundurkan diri dan ke 51 peserta yang tersisa diberikan Wellbutrin selama 8 minggu. Setelah penelitian selama 12 minggu, para peneliti akhirnya menemukan bahwa sebanyak 29% peserta mengalami peningkatan minat
terhadap seks lebih dari dua kali lipat. Frekuensi hubungan seks mereka juga meningkat hampir dua kali lipat. Para peserta yang menunjukkan respon terhadap obat ini juga mengalami peningkatan fantasi seksual lebih dari dua kali lipat. Sebanyak 39% peserta
dilaporkan merasa puas dengan tingkat gairah seksual mereka.
Namun, masih terdapat berbagai kontroversi mengenai hasil penelitian tersebut. Berbagai penelitian yang lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.
0 komentar:
Post a Comment